30 Days Writing Challenge

Kapan Nih Traktirannya?

I just can't express how much I like this photo /// Aubrie Pick Food + Drink | Aubrie Pick
Source: Pinterest

Jalanan yang padat siang itu, cuaca panas menyengat karena terik matahari sedang berada tepat di atas langit Jogja. Kehidupan berjalan normal seperti biasanya dan bapak tua itu mencuri perhatianku.

Dengan gesitnya bapak tua itu menarik gerobak reotnya yang berisi tabung-tabung gas tiga kilo gram dengan susah payah. Beliau rela menjadi pengantar tabung gas dari rumah ke rumah. Menjemput rezeki yang berkah dengan sangat tabah.

Di zaman yang secanggih ini, tatkala semua keinginan tinggal dalam satu genggaman ponsel pintar, pesanan tinggal kirim WhatssApp dan tinggal duduk manis di rumah menunggu pesanan datang. Beliau berjuang sekuat tenaga dengan harta seadanya berupa gerobak tua yang selalu menemaninya bertemu dengan para pelanggannya.

Jalan yang menanjak dan harus bergantian dengan pengguna jalan lain di ujung jembatan membuatnya menunggu kepanasan dengan banyak beban. Jembatan yang sempit karena inilah jalan pintas tercepat agar tak kena macetnya kota Jogja membuatnya mengalah dari laju motor yang berseliweran. Menunggu agak sepi untuk berjalan di atas jembatan.

Tanpa mengeluh bahkan senyumnya mengembang dan sarat keikhlasan. Keringat yang bercucuran hingga bajunya kuyup berselimut keringat menjadi saksi kerja kerasnya selama ini.

Inilah sosok pahlawan dalam keluarganya. Pantang meminta-minta meski raganya sudah renta. Dengan segala sisa tenaganya ia terus bergerak, berikhtiar dan mencari rezeki halal untuk menyambung hidup.

Betapa meminta-meminta sering kali dianggap hal biasa termasuk ke teman sendiri. Menganggapnya hal yang lumrah mumpung ada kesempatan. Mungkin selama ini kita tidak sadar bahwa meminta oleh-oleh termasuk hal yang dilarang dalam Islam.

Beda ceritanya kalau kita diberi dengan keikhlasan hati dari sang pemberi. Mereka membelikan karena hatinya yang tergerak untuk memberikannya kepada kita. Menganggpnya hadiah dan bila kita dikasih oleh-oleh, sangat dianjurkan untuk menerimanya. Menyenangkan hatinya dan tidak menolaknya.

Ya kali niatnya kita nitip oleh-oleh, padahal kita tak pernah tahu jadwal dia bepergian yang mungkin hanya sebentar dengan agenda yang padat dan tak sempat pula jalan-jalan. Ketika kita menitip sesuatu dan dia orangnya gak enakan, akhirnya merasa bersalah dan menjadi terbebani hingga mau tak mau membelikan pesanan kita. Belum lagi kalau nitipnya seenaknya sendiri tanpa basa basi. Tega banget kali!

Benar adanya Rasulullah SAW menyuruh umatnya untuk menjaga kehormatan diri dari meminta-minta. Kemuliaan diri seseorang terletak dari seberapa baik keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Bagian dari taqwa yang karenanya seseorang menjadi mulia adalah dengan menahan diri untuk tidak meminta-minta kepada orang lain.

Rasulullah bersabda: “Sungguh seorang dari kalian yg mengambil talinya lalu dia mencari seikat kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya kemudian dia menjualnya lalu Allah mencukupkannya dengan kayu itu lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada manusia, baik manusia itu memberinya atau menolaknya.” (HR. Bukhari No.2200)

Hadist ini menjelaskan tentang pentingnya bekerja dan berusaha dalam memenuhi kebutuhan hidup daripada meminta-minta kepada manusia. Memang ditengah keadaan ekonomi sulit dan menghimpit, banyak yang mengambil jalan pintas dengan cara menjadi pengemis. Namun bila keimanan terjaga, bekerja adalah suatu kewajiban dan menahan diri dari meminta-minta apa pun kondisinya.

Inilah yang dilakukan bapak tua pengantar tabung gas itu. Keadaan ekonomi yang menghimpit tak menghalanginya untuk tetap bekerja sebisanya. Menghindari meminta-minta dan terjagalah kehormatannya.

Belajar dari sepenggal kisah yang kutemui siang itu, ada hikmah dibaliknya untuk tak gampang meminta-minta. Menitip oleh-oleh yang membebani orang yang dititipi juga lebih baik dihindari. Kecuali yang dititipi dengan keikhlasan hati menawarkan diri.

Belajar untuk tak lagi meminta traktiran kepada teman yang sedang merayakan kebahagiaan adalah sebuah kemuliaan. Hindari meminta traktiran, cukup memberikan ucapan selamat juga mendoakan untuk kebaikan dan keberhasilannya. Karena sebuah doa pasti akan kembali kepada yang mendoakan.

Kalaupun memang rezeki kita, pasti ada banyak cara Allah memberikannya kepada kita tanpa perlu meminta traktiran. Jagalah kehormatan diri dan lebih baik bekerja dan berusaha agar tak bermental gratisan.

Nasihat buat diri sendiri yang sering dengan gampangnya meminta traktiran. Maafkan yaa, teman-teman! Insya Allah tak akan terulang. Mohon doanya.

Jadi, kapan terakhir kali kamu minta traktiran? #Jleb

#30DWC #30DWCJilid15 #Day5

Tinggalkan komentar