Catatan Perjalanan

Trip To East

IMG_20191130_082701

Holaaaaaaa, whohhhohohoo:)

Apa kabarnya? sudah lebih dari tiga purnama tak bersua dengan kalian pembaca setia. Mau kasih alesan apa ya? Sibuk? Terlalu klise tentu saja. Males? Lebih banyak benarnya sih. Gak ada waktu? Ini sih alesan sejuta umat. Toh setiap kita punya jatah waktu yang sama tiap harinya, pinter-pinter saja membaginya, yee kan..

Sudah akhir November dan tahun lalu saya menulis catatan perjalan ke Surabaya. Dan,,, tahun ini juga Allah kasih kesempatan lagi buat jalan-jalan ke timur pulau Jawa. Kemana aja? Stay tune! Tulisan ini akan mengikat apa yang ada di kepala agar tak hilang begitu saja. Membagi kebahagiaan kepada kalian semua, menceritakan apa yang saya rasakan, dan membuka mata dan hati  jika sebenarnya negeri kita ini sangat indah, kawan.

Cuti tahunan sudah di tangan, mau tiduran aja kok rasanya sayang. Berencana mbolang ke Bandung, eh ada aja kendalanya. Yo wes lihat-lihat saja jadwal kereta di tiket.com sama traveloka. Jiwa plesiran ini semakin meronta-ronta, ditambah pula harga penginapan yang murah-murah ala backpaker seperti oyo dan reddoorz yang sungguh membuat pertahanan runtuh seketika.

“Hen, rasida mbandung to?” Si Babe tanya gitu.

Murung lah wajah saya. Orang niatnya udah lama, terganjal restu orang tua. Wkwkwkwkw.

Tiwas hati berprasangka buruk, jebul si Babe pengen ditemani ke daerah Timur, ada keperluan yang harus beliau selesaikan di Pasuruan. Hebatnya lagi beliau bilang, “ke Bromo sekalian yuks, Hen. Cerak to”

Ualaaahhhh.. jebul ada udang dibalik bakwan. Enak sekali terdengar saat itu, bikin mood membaik drastis. Sambil jalan-jalan santuyyyyyy tapi tujuan utama tetap beres. Siap lah kalo begitu.

“Oke, Cuzzzzzzz, Pak.” Sebelum beliau berubah pikiran, cepat-cepat saya bilang setuju. Cengar-cengir sendiri dan this is my big dream. Bromooooooooo, i’m cominggggggggg!!!!!

Ternyata Allah selalu kasih surpraise yang tidak pernah saya duga. Selama ini hanya kepengen saja melihat indahnya bromo di postingan sosial media dan cerita sekilas dari teman yang sudah sampai ke sana. Dan tahun ini, apa yang saya impikan dan doakan benar-benar menjadi kenyataan. Alhamdulillah.

Gercep cari tiket kereta, jebul habis semua. Saat itu weekend, dan menjelang Desember banyak yang ambil cuti tahunan dan pada menghindari liburan akhir tahun alias high season yang semua biaya akomodasi pasti bisa dua kali lipatnya.

Niat awal backpakeran, maka apa yang terjadi ke depan adalah tantangan. Jadi, backpakeran itu bukan saja perjalanan fisik, namun juga perjalanan hati. Siapkan fisik dan mental yang prima, imbangi dengan doa dan meminta pertolongan pada Yang Kuasa.

Sedikit cerita, di Muntilan ada agen bus Eka baru yang berada persis di pintu utara terminal. Kata mbaknya sih belum ada sebulan bukanya, jadi kalo kalian pengen ke Surabaya lebih mudah tentu saja. Tiketpun sudah di tangan, dengan harga sangat terjangkau sekitar 125ribu per orang. Mbaknya pesen habis maghrib harus sudah standby biar gak ketinggalan.

Backpakeran dengan satu tas memang jadi andalan. No ribet, gak mau rempong, pengen santuyy kaya di pantai dan packing pun jadi sangat kilat. Rencana dadakan memang penuh petualangan. Yang direncanakan terkadang malah gak kesampaian dan tertunda, dan tak ubahnya hanya sekedar wacana saja.

Tas nemplok di punggung, jajanan sekresek ditenteng sebagai amunisi jika ngemil adalah hal utama agar tidak mati gaya. Tengok kanan tengok kiri, perasaan tiba-tiba gak enak, ditambah malam terus beranjak, dan bosan mulai melanda dalam benak. Menunggu itu membosankan. Tetapi ingat niat di awal, bahwa ini backpakeran. Harus siap dengan banyak kejutan. Detik berlalu, menit berlalu, jam berlalu dan kita delay dua jam saudara-saudara. Dikabarin dari pihak busnya bahwa ada kecelakaan di daerah Parakan dan macetnya gak tau sampai kapan.

It’s okay, kita ngobrol santai sembari menunggu busnya datang. Mbak agennya sungguh baik banget, minta maafnya berkali-kali, merasa bersalah terus dan kitanya mah biasa aja, menikmati lalu-lalang di jalan ditemani mbaknya aja juga sudah seneng. Kepuasan pelanggan nomor satu, namun kendala di jalan tidak bisa diprediksi, jadi kita tidak bisa menyalahkan. Semua pasti ada solusinya. Beliau bercerita tentang merintis usaha travelnya yang belum ada sebulan. Jadi butuh kesabaran dan keuletan usaha apa pun itu. Banyak ilmu baru dari cerita itu.

Teeettttt..teeeetttttttttttttttttttttttttttttt. Bunyi klakson itu akhirnya tiba. Naik bus di jam 10 malam ternyata lebih menyenangkan, tinggal ngemil dan tiduran aja, tau-tau sampai. But, karena baru pertama naik bus eka, jadilah tidurnya gak tenang melihat laju bus yang sangat cepat. Ngebuttttt dan okay bagi yang terbiasa adalah hal yang wajar. Saya senam jantung dan si Babe malah asyik ketiduran.

Sampai di Ngawi jam dua pagi dan kita dapat jatah makan. Kaya sahur yaa, makan soto sama bakso ditemani segelas teh hangat sungguh sangat nikmat. Dibangunin pagi buta hanya untuk makan di rumah makan Duta. Rezeki selalu menghampiri, Alhamdulillah perut kenyang, lanjutin tidur dan mengumpulkan energi untuk perjalanan beberapa hari ke depan.

Bus meliuk-liuk lewat jalan tol dengan kecepatan maksimal. Tak terasa tiba di terminal Purabaya Bungurasih. Terminal ini berada di luar perbatasan kota Surabaya tepatnya di desa Bungurasih Sidoarjo. Jadi lebih terkenal dengan sebutan terminal Bungurasih.

Sampai di terminal sekitar jam 5 pagi. Dan saat ini jam 5 sudah terang benderang jadi jalanan dan suasana hiruk pikuk terminal sudah sangat terasa. Turun terminal sudah diserbu supir taksi yang berebut penumpang. Selowww aja jalannya sama babe karena sudah lihat menara masjid. Ikutin arah aja dan jangan kaya orang bingung. Ini resep kalo sampai di terminal, cepet-cepet cari mushola atau masjid dan beristirahat di situ sambil cari-cari orang untuk bertanya. Biasanya orang-orang di mushola dan warung makan akan lebih jujur dalam menjelaskan apa saja yang kita butuhkan.

Ke toilet bersih-bersih dan sholat subuh segera kami lakukan. Duduk-duduk sebentar sembari melihat Surabaya lebihh dekat dan memikirkan bus apa yang akan membawa kami ke Pasuruan. Saya bermodalkan gugel dan gps tetapi babe lebih mantap bertanya sama orang. Ketahuan kan malesnya saya? wkwkkwk dasar akohh. Dan akhirnya kami masuk ke pintu jalur keberangkatan setelah diarahkan oleh bapak-bapak baik hati yang tingkat kepercayaannya kami rasa tinggi.

Tak disangka tak dinanya jebul ada yang mengikuti kami, dia maksa mau bawain tas saya dan menunjukkan jalan. Rupanya dia mendengar kami hendak kemana.

“Mboten, Pak..mboten.” Saya berusaha mendekap tas saya. Horor aja diikutin bapak-bapak. Dianya gak mau nyerah, dan tas makanan dan amunisi saya berhasil beliau rebut. Untuk meyakinkan dia berpesan agar hati-hati tasnya, selalu waspada dan dompetnya dijaga.

“Jangan takut, saya ini orang terminal.” Sambil menenteng tas saya yang mati-matian kupertahankan namun terlepas juga akhirnya. “Ada bapak juga,” tangannya menunjuk ke arah Babe, “masak takut”, lanjutnya sembari naik tangga menuju jalur keberangkatan.

Alhasil kami diantar sampai ke bus yang akan membawa kami ke Pauruan. Sebuah bus ekonomi yang masih menunggu penumpangnya untuk bisa jalan. Si Bapak itu berbisik pada Babe, “Seikhlasnya, Pak”. Wkkwkwkkwkkkwkwk tuh kan ada maunya, tak ada yang gratis. Orang pipis aja juga bayar, kan. 🙂 🙂

Pesen saya, pertahankan tas Anda sekuat tenaga, meski ada yang berusaha merebut dari genggaman dan dekapan Anda. Pertahankan mati-matian agar tak terkena pungutan yang berkedok ‘seikhlasnya’. Pokonya jalan terus dan ikuti arah yang terpampang jelas dan mudah terbaca di terminal. Toh urutan jalur-jalur bus juga sudah jelas terbaca. Mending tanya ke petugas terminalnya. Karena diikutin bapaknya tadi, pikiran jadi kemrungsung dan was-was, lupa deh sama jalan, malah fokus ke tas yang dibawa sama beliau. Setelah sampai bus dan sadar sepenuhnya kita berdua ketawa, jebul dikerjain sama bapak-bapak itu, lha deket banget arahnya. Oalaaaahhh.

So, bagi kalian yang punya pengalaman serupa, bisa nih sharing di kolom komentar. Karena cerita akan berlanjut ke kota berikutnya, mohon bersabar ya. Akan saya bagikan di postingan berikutnya.

Penasaran kan? 🙂 🙂

See u next post, gaissss.

 

Tinggalkan komentar